Pentingnya Adap Di Atas Ilmu
Bisa jadi yang pura-pura baik belum tentu tulus. Eh gimana? Pura-pura baik? Ada gitu. Ada dong. Hari gini banyak lho yang pura-pura baik hanya demi mendapatkan stempel menantu kesayangan. Merebut sesuatu yang seharusnya tak perlu direbut. Namun begitulah hidup.
Jadi ada suatu ketika ketika kakak sepupu menikah dan membawa istrinya ke dalam rumah, suasana menjadi demikian indahnya. Rumah terlihat rapi jali. Masakan sudah tersedia, cucian baju sudah selesai dicuci langsung disetrika masuk lemari. Sumpah, mertua manapun pasti akan mengacungi jempol menantu yang demikian. kemana lagi bakal mencari menantu yang demikian. fix cocok banget dinobatkan dan memperoleh penghargaan sebagai menantu idaman.
Apakah saya bergeming? Tidak saya tetap saya yang biasanya rada malas. Well karena hidup akan dipakai selamanya buat apa pura-pura rajin. Eh emang sayanya yang malas kali. Meski tak malas-malas betul namun saya mulai merasa ada yang aneh nih.
Tapi selama itu tidak mempengaruhi kehidupan saya sih saya tidak akan mengambil pusing. Meski sesekali ibuk menyindir. “Mbok ya belajar dari kakakmu itu. Sudah pinter masak, rajin, pokoknya pinter segalanya deh.
Pentingnya Adap Sebelum Ilmu
Sebagai seorang muslim, tentu mengedepankan adap adalah suatu keharusan. Pun saya sebagai suku bangsa yang terkenal dengan kelemah lembutannya juga mengiyakannya juga. Bukankah adap yang baik juga membuat kita menjadi orang yang baik. Menjadi orang yang baik juga membuat kita masuk surga? Akhir yang indah dan diharapkan oleh semua orang bukan?
Jadi selang beberapa bulan sikap istri kakak berubah drastis. Pun demikian tetap dimaklumi karena sedang hamil. Nanti juga bakal berubah kalau sudah melahirkan. Selama masa kehamilan sang mertuanya beneran berubah total dari yang biasanya disiapkan segalanya jadi menyiapkan. Jujur saya jadi sedikit menertawakan bibi yang dulu begitu memuja-muji menantunya di hadapan saya berubah menjadi beberapa kali keluhan.
Hidup memang selalu begitu ya, terkadang memang tidak adil. Apalagi jika kebaikannya hanya dalam rangka mengambil perhatian mertuanya. Nggak bakal tahan lama memang itu, sabar-sabar memang kita dengan menantu seperti itu.
Adap Menantu Kepada Mertuanya
Menjadi seorang menantu, terlebih new comer yang bakalan tinggal lama, bertahun-tahun di rumah mertua tentu ada triknya besty. Jangan juga mentang-mentang ilmu kamu lebih tinggi daripada mertua dan iparmu kamu jadi sok-sok an ngebossy. Ingat kamu diterima di rumah mertua itu sebagai anak. Jadi perlakukanlah mertuamu seperti orang tua. Bukan sebagai pembantumu.
Nggak perlu juga over perhatiannya nanti kamu bisa lelah lho kalau perhatian yang kamu keluarkan tak berbanding sama dengan apa yang kamu terima. Nanti marah-marah trus ngomel di sosmed? Jangan sampai ya sista.
Apalagi kalau baru awal datang sok rajin banget. Sok hormat banget dengan mertua, padahal nanti hal yang sama harus tetap kamu kerjakan. Percayalah kamu akan sangat kelelahan jadinya. Lebih baik sedikit santai, nggak papa agak malas sedikit, namun yang terpenting kamu kedepankan adapmu.
Nggak perlu berdebat dengan mertua. Diam sajalah ketika dinasehati, baik bener ataupun salah menurutmu diam lebih baik daripada bertengkar. Begitu juga dengan ipar, tak perlulah di awal datang sok-sok an merebut daerah kekuasaan. Lebih baik daling menghormati sehingga rumah tangga menjadi damai dan Bahagia bukan? Karena Bahagia menjaga adap daripada ilmu itu sangat penting